Buku merupakan jendela dunia. Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan Pena sebagai ciptaan yang pertama kali diciptakan seraya berfirman,”Tulislah!” Pena pun menulis apa yang akan terjadi hingga Hari Kiamat. Puji syukur ke hadirat Allah yang telah memberikan nikmat pena dan tulisan kepada hamba-hamba-Nya dan menjelaskannya seraya berfirman,” Nun, demi Qalam dan apa yang mereka tulis.” (Al-Qalam: 1)
Sumpah dalam ayat ini menunjukkan atas keagungan pena dan tulisan karena Allah tidak bersumpah,kecuali dengan sesuatu yang agung. Di antara nikmat Allah yang diberikan kepada hamba-hamba-Nya adalah nikmat berbicara, seperti yang difirmankan-Nya. ”Dia menciptakan manusia, mengajarnya pandai berbicara.” (Ar-Rahman: 3-4)
Imam Ibnu Qayyim Rahimahullah berkata,”Renungkanlah nikmat berbicara yang diberikan Allah kepada manusia yang berupa dua nikmat, yaitu: berbicara secara lisan dan berbicara lewat tulisan. Allah berfirman, “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar manusia dengan perantaraan Qalam.” I (Al-Alaq: 1-4)
Kemudian, Ibnu Qayyim melanjutkan perkataannya,”Pengajaran dengan pena merupakan nikmat Allah yang terbesar kepada hamba-hamba-Nya karena dengannya ilmu bisa abadi, kebenaran menguat, wasiat diketahui, kesaksian terjaga, perhitungan transaksi antara sesama manusia bisa dihitung dengan tepat, dengannya berita-berita orang terdahulu bisa diwariskan kepada generasi selanjutnya. Seandainya tidak karena tulisan, tentu berita-berita orang terdahulu sudah terputus dari generasi ke generasi, sunnah-sunnah hilang, hukum-hukum sirna, dan generasi khalaf ‘kemudian' tidak mengenal manhaj para salaf terdahulu.”
Tidak ada keraguan bahwa membaca adalah jalan utama untuk meraup berbagai pengetahuan. Oleh karena itu, sudah seharusnya kita membiasakan budaya gemar membaca buku. Kita juga harus berusaha memasyarakatkan budaya tersbut sehingga dapat menjadi hobi yang sangat bermanfaat baik di kalangan anak muda maupun dewasa.
Untuk mendapatkan buku, ada orang yang rela mengeluarkan banyak harta dan mungkin sebagai mereka ada yang membelanjakan seluruh hartanya untuk mendapatkan buku.
Akan tetapi, tidak semua orang dapat menyalurkan hobi membaca dengan membeli buku. Kita dapat memanfaaatkan buku dengan berbagai cara, diantaranya dengan cara menyalin, dengan cara menyewa, dan ada yang meminjam.
Seluruh kiat yang telah disebutkan di atas diizinkan dan didukung ole syari'at. Akan tetapi, ada syarat dan kaidah yang harus diperhatikan. Secara rinci semua gambaran berkenaan dnegan hal-hal di atas telah penulis gabungkan dalam sebuah pembahasan yang sedemikian panjang. Semoga buku ini cukup memberikan kepuasan bagi para pembaca. Semoga buku ini banyak memberikan faidah dan manfaat yang luas.
***********************************
Adab (Etika) Meminjam Buku
Dalam meminjam buku perlu diperhatikan etika-etika sebagai berikut:
1. Berterima kasih kepada orang yang meminjamkan dan mendoakannya.
2. Jangan meminjam buku terlalu lama bila tidak dibutuhkan dan jangan menahan-nya jika diminta dan dibutuhkan oleh pemiliknya. Tidak diragukan lagi bahwa di antara sebab sulitnya peminjaman buku kepada seseorang adalah karena dia tidak segera mengembalikan buku kepada pemiliknya atau mengakhirkan pengembalian buku tanpa udzur dan sebab.
3. Seorang peminjam buku harus segera mengembalikan buku-buku yang dipinjam-nya. Di antara perkataan ulama dalam hal ini adalah:
- Dari Yunus bin Zaid berkata, “Az-Zuhri berkata kepadaku, ‘Wahai Yunus, janganlah kamu menahan-nahan buku.’” Aku bertanya padanya, “Apa yang dimaksud dengan menahan buku?” Beliau menjawab, “menahannya dari pemiliknya.”
- Al-Khathib berkata, “Jika seseorang enggan mengembalikan buku yang dipinjamnya dengan segera, maka banyak orang yang akan enggan meminjamkan buku kepadanya.”
- Dari Sufyan rahimahullah berkata, “Janganlah kamu meminjamkan bukumu kepada seorang pun.”
- Dari Rabi’ bin Sulaiman, beliau berkata, “Al-Buwaithi menulis surat kepadaku, ‘Jagalah bukumu, karena jika kamu kehilangan satu buku saja maka kamu tidak akan mendapatkan barakah darinya.’”
Kalimat yang menengahi dalam peminjaman buku adalah hendaklah Anda meminjamkan buku kepada orang yang bisa menjaganya dan mengembalikannya tepat pada waktunya. Sebagian mereka berkata, “Janganlah kamu meminjamkan buku kecuali setelah kamu yakin bahwa orang yang pinjam itu memiliki pengetahuan dan agama.”
Sebagian lagi mengatakan, “Tunjukkan bukumu kepadaku.” Jika dia mendapati buku orang tersebut terjaga dan tersusun rapi, maka dia meminjamkannya, sedangkan jika mendapati buku orang tersebut penuh dengan debu dan tidak terawat, maka dia menolaknya.
4. Tidak boleh mengoreksi buku tanpa izin pemiliknya dan menulis sesuatu di atas kertas buku itu, baik di awal maupun di akhirnya, kecuali dia tahu bahwa pemilik buku itu akan mengizinkannya.
5. Seorang peminjam harus mengecek keadaan buku itu sebelum mengembalikannya sehingga dia yakin buku itu tidak apa-apa
*********************************
Deskripsi :
Judul : Buku Ini Aku Pinjam
Judul Asli : -
Penerbit : Darul Falah
Penulis : Dr. Shalih bin Muhammad Ar-Rasyid; Muhammad Shalih Al-Munajid
Ukuran : 11.5 x 17 cm
Halaman : 244
Cover : SC
ISBN :
Cetakan Pertama, Mei 2004
DAFTAR ISI :